Jumat, 11 April 2014

TANDA DAN GEJALA PENYAKIT SIFILIS


Penyakit sifilis adalah penyakit yang telah lama dikenal sebagai akibat berhubungan seksual secra bebas dan berganti ganti pasangan. Sifilis merupakan jenis penyakit yang cukup berbahaya dan bersifat menular, karena diakibatkan oleh jenis bakteri.

Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta atau yang dikenal dengan Treponem Pallidum. Bakteri ini berbentuk spiral yang merupakan bakteri yang motil atau bakteri yang dapat bergerak. Umumnya dapat menginfeksi melalui kontak seksual langsung, bakteri ini masuk kedalam tubuh inang melalui cara celah dianatara sel epitel.

Ahli Metropole Hospital mengemukakan gejala yang timbul pada penderita sifilis. Lesi primer (Chancre=ulcus durum) biasanya muncul 3 minggu setelah terpajan. Lesi biasanya keras (indurasi), tidak sakit, terbentuk ulcus dengan mengeluarkan eksudat serosa di tempat masuknya mikroorganisme. Masuknya mikroorganisme ke dalam darah terjadi sebelum lesi primer muncul, biasanya ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjar limfe (bubo) regional, tidak sakit, keras non fluktuan. Infeksi juga dapat terjadi tanpa ditemukannya ulcus durum yang jelas, misalnya kalau infeksi terjadi di rectum atau cervik.

Walaupun tidak diberi pengobatan ulcus akan hilang sendiri setelah 4-6 minggu. Sepertiga dari kasus yang tidak diobati akan mengalami stadium generalisata, stadium dua, di mana muncul erupsi kulit yang kadangkala disertai dengan gejala kontitusional tubuh. Timbul makolo popular biasanya pada telapak tangan dan telapak kaki diikuti dengan limfa denopati. Erupsi sekunder ini merupakan gejala klasik dari Sifilis yang akan hilang spontan dalam beberapa minggu atau sampai 12 bulan kemudian. Penderita stadium erupsi sekunder ini, sepertiga dari mereka yang tidak diobati akan masuk ke dalam fase laten selama berminggu-minggu bahkan selama bertahun-tahun.

Pada awal fase laten sering muncul lesi infeksius yang berulang pada selaput lendir. Terserangnya Susunan Syaraf Pusat (SSP) ditandai dengan gejala meningitis sifilitik akut dan berlanjut menjadi sifilis meningovaskuler dan akhirnya timbul paresis dan tabes dorsalis. Periode laten ini kadangkala berlangsung seumur hidup. Pada kejadian lain yang tidak dapat diramalkan, 5-20 tahun setelah infeksi terjadi lesi aorta yang sangat berbahaya (sifilis kardiovaskuler) atau guma dapat muncul di kulit, saluran pencernaan tulang atau pada permukaan selaput lendir.
Stadium awal sifilis jarang sekali menimbulkan kematian atau disabilitas yang serius, sedangkan stadium lanjut sifilis memperpendek umur, menurunkan kesehatan dan menurunkan produktivitas dan efisiensi kerja. Mereka yang terinfeksi sifilis dan pada saat yang sama juga terkena infeksi HIV cenderung akan menderita sifilis SSP.


Infeksi pada janin terjadi pada ibu yang menderita sifilis stadium awal pada saat mengandung bayinya dan ini sering sekali terjadi sedangkan frekuensinya makin jarang pada ibu yang menderita stadium lanjut sifilis pada saat mengandung bayinya. Infeksi pada janin dapat berakibat aborsi, stillbirth, atau kematian bayi karena lahir prematur atau lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) atau mati karena menderita penyakit sistemik. Infeksi congenital dapat berakibat munculnya manifestasi klinis yang muncul kemudian berupa gejala neurologis terserangnya SSP. Dan kadangkala infeksi konginital dapat mengakibatkan berbagai kelainan fisik yang dapat menimbulkan stigmasasi di masyarakat seperti gigi Hutchinson, saddlenose (hidung pelana kuda), saber shins (tulang kering berbentuk pedang), keratitis interstitialis dan tuli. Sifilis congenital kadangkalaasimtomatik, terutama pada minggu-minggu setelah lahir.
article from : penyakitkelamin.org

Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik Konsultasi online , dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911921/2. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar